Hey, recently I often thinking about my life's journey, about why i'm end up like this, why i'm still hanging up here while my former classmate and my old mate go somewhere i cant reach for now, about my doomsday that really messed my whole plans at the moment.
Continue reading This is (Not) The End of Fu**ing World
Yah, itu adalah saat pengumuman hasil SBMPTN dan Ujian Mandiri beberapa tahun lalu yang membuat perubahan besar (well not exactly the biggest one karena masuk sekolah kejuruan adalah hal paling impactful dalam hidup saya). Tapi percayalah, saat itu adalah hari dimana pagi dingin dan kopi sachet hangat sudah jadi sangat blur dalam mulut. mungkin lebih, atau sama suram dari saat almarhum kakek saya meninggal pada saat saya injak angka 15, agak hiperbolis dan ga sopan ya, but i was like downhill that much at the moment.
Saya juga tidak tahu mengapa saya begitu rusak (not in a worst way) pada saat itu. Mungkin kemungkinannya hanya antara memikirkan arogansi saya dan hasrat buat segera naik kereta sejauh mungkin dari sini. Mungkin bisa jadi karena rencana - rencana khas anak budjang pada umumnya yang ingin menikmati udara di PTN favorit urung terjadi. Atau mungkin saya sedang merasa pada titik self-stated orang paling hina pada saat itu ,saya juga tidak tahu mana yang pasti.
Saya sampai pada pilihan untuk mengambil part-time job, liburan pada satu tahun itu, atau mengambil PTS di daerah saya. Perguruan Tinggi di dareah saya hanya ada satu. its decent, but not thats good too. Mungkin society disana nya saja yang buat males. Yang ada pada pikiran saya saat itu, masuk kesana berarti gameover, masuk kesana berarti memberikan spoiler pada diri saya di masa depan, karena bukan niat menghina tapi saya tidak melihat figur mencolok atau sosok yang ingin saya imitasi kehidupannya pernah bercokol disana. Saya pilih opsi 3 dengan sangat terpaksa pada saat itu.
Saya sampai pada pilihan untuk mengambil part-time job, liburan pada satu tahun itu, atau mengambil PTS di daerah saya. Perguruan Tinggi di dareah saya hanya ada satu. its decent, but not thats good too. Mungkin society disana nya saja yang buat males. Yang ada pada pikiran saya saat itu, masuk kesana berarti gameover, masuk kesana berarti memberikan spoiler pada diri saya di masa depan, karena bukan niat menghina tapi saya tidak melihat figur mencolok atau sosok yang ingin saya imitasi kehidupannya pernah bercokol disana. Saya pilih opsi 3 dengan sangat terpaksa pada saat itu.
Bapak saya selalu berkata bahwa tidak ada yang membedakkan universitas satu dengan yang lain, karena pada akhirnya tetap saja skill yang bicara, saya ogah setuju karena merasa ada variabel lain yang bisa membedakkan kampus satu dengan yang lain. Saya juga masuk ke fakultas yang dari dulu saya anggap overrated karena emang tidak ada fakultas komunikasi disana apalagi Sastra Jepang yang menjadi minat saya. See? jangan salahkan saya bila saya anggap remeh. But after taking several years thats turn out well of course. Saya cukup menikmati kehidupan di kampus saya. Bukan berarti saya jadi setuju dengan perkataan bapak saya atau menurunkan standar saya, saya tetap merasa benar dengan pendirian saya, tapi kenyataan saya menikmati kehidupan saya sekarang juga tidak lantas saya pinggirkan.
Now I'm part of BEM di salah satu fakultas di kampus, do as a usual BEM to do, organisasi, rapat, mengerahkan opini, membuat acara, dll. Pada sifat saya yang fundamental, tidak terlalu terasa impact yang saya rasakan. Saya masih sering mengulangi kekurangan saya. I treat organization like my new toy. To channeling my hobbies, try another mistake, joy the youth. Sound really harsh but i get my comfort at that way.
Now I'm part of BEM di salah satu fakultas di kampus, do as a usual BEM to do, organisasi, rapat, mengerahkan opini, membuat acara, dll. Pada sifat saya yang fundamental, tidak terlalu terasa impact yang saya rasakan. Saya masih sering mengulangi kekurangan saya. I treat organization like my new toy. To channeling my hobbies, try another mistake, joy the youth. Sound really harsh but i get my comfort at that way.
I'm in half to the end row now, roda saya mungkin akan berada diatas nanti, mungkin juga tetap berada di bawah. Bukan bermaksud congkak, tapi Im not that proud when i say i'm on the part of BEM di fakultas, karena acuan saya jauh daripada itu, but atleast im more relieved and can do some stuff while wishing another shot comes out.